Minggu, 19 Juni 2011

10/10/2010
Prinsip-Prinsip Dasar Etika dan Bisnis 
                         Moch. Hendra Kurniawan 821 510 9128        Text Box:  REVIEW CHAPTER BAB 1  ETIKA BISNIS

 


Daftar Isi
Bab I Etika dan Bisnis
Pendahuluan
1.1       HAKIKAT ETIKA BISNIS
1.2       PERKEMBANGAN MORAL DAN PENAKARAN MORAL
1.3       ARGUMEN YANG MENDUKUNG DAN YANG MENENTANG ETIKA BISNIS
1.4       TANGGUNG JAWAB DAN KESALAHAN MORAL


Bab 1 Etika dan BIsnis
Pendahuluan
Dalam mengupas dan memahami  hubungan antara etika dan bisnis tidaklah terelak dari  bagaimana kita mendeskripsikan tentang sebuah kebujaksanaan besar yang  telah dibuat oleh perusahaan riil. Dalam kasus ini marilah kita ambil contoh perusaah Merck And Company menangani kasus “River Blindness”.
Dalam kasus River Blindness yang merupakan wabah penyakit yang terjadi di daerah pinggiran sungai Afrika dan Amerika Latin telah banyak membuat penduduk di daerah sekitar mengalami kebutaan. Berbagai cara penanggulangan telah dilakukan tetapi hasilnya nihil. Wabah penyakit ini terus membunuh jutaan penduduk yang bermukim didaerah tersebut sampai pada tahun 1979 pada saat ditemukan fakta bahwa salah produk yang di hasilkan oleh perusahaan Merck and Company-Ivermectin -untuk spesifikasi hewan ternyata mampu membunuh  parasit yang menyebabkan wabah River Blindness.
Berbagai pertimbangan dilakukan untuk melakukan riset pengembangan obat tersebut agar dapat dikonsumsi oleh manusia sehingga mampu menangani kasus River Blindness karena memang sebenarnya obat ini hanya di formulasikan untuk hewan. Tetapi gelombang polemic  mulai timbul , berbagai masalah internal dan eksternal  serta kontradiksi tentang pengembangan obat itu pun mulai muncul. Biaya yang sangat besar atas pengembangan obat akan membentur kemampuan konsumsi dari masyarakat sehingga berdampak signifikan pada tingkat penjualan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tingkat keuntungan yang didapatkan perusahaan sangatlah minimize,tetapi hal lain yang dipikirkan oleh Vgelos-CEO Merck and Company-, bahwa keuntungan manusiawi yang potensial atas obat itu terlalu signifikan untuk diabaikan. Sampai pada akhirnya keputusan untuk melakukan riset pengembangan itupun dilakukan dan akhirnya sampai pada saat obat ini dapat dikonsumsi oleh masyarkat dan mampu meyelesaikan masalah River Blindness.
Dari wacana singkat diatas dapatkah kita merefleksikan hubungan antara etika dalam bisnis? Para ahli bisnis sering mengatakan bahwa etika bisnis adalah sebuah kontradiksi istilah karena terjadi pertentangan inheren antara etika dan dan orientasi kepentingan pribadi dalam bisnis yaitu berupa profit.
Manajer dalam setiap perusahaan berkewajiban untuk menginvestasikan dana para investor secara tepat dan menghasilkan optimasi profit yang signifikan. Tetapi tidak semua orientasi profit mampu dibenarkan secara utuh karena dalam kehidupan, kepentingan sosial juga memegang peranan yang sangat penting dan tidak terlepas dari semua itu bahwa dengan sikap etik tersebut akan memberi stimulus pada masyarakat dan merupakan senjata terampuh dalam menuai keuntungan jangka panjang meskipun secara sadar pihak perusahaan membiarkan keuntungan potensialnya dinikmati orang lain.
Memetik dari pentingnya sikap etik dalam kehidupan bisnis maka dianggap penting untuk mengetahui bagaimana perusahaan menghadapi masalah-masalah yang krusial dalam menjalankan praktek etika bisnis.

1.1       HAKIKAT ETIKA BISNIS

Sebelum menggali mengenai etika bisnis, selayaknya kita memgetahui tentang arti kata etis dan etika agar dapat membantu dalam mengkorelasikan hubungan antara etika dan bisnis. Kata etis –dalam  pemahaman penulis merujuk pada pemahaman buku- berarti sesuatu hal yang terpikir,terasakan, dan dipercaya bahwa hal itu adalah benar serta sesuai dengan pemahaman religius dalam memberikan dominasi peraturan dalam kehidupan secara pribadi maupun social. Sedangkan etika menurut gramatikal kamus adalah prinsip tingkah laku yang mengatur individu ataupun kelompok yang berupa “kajian moralitas”. Secara singkat dapat kita perjelas bahawa etika adalah penelaahan terhadap subyek moralitas.
Apakah moralitas itu? Secara definisi singkat dapat dijelaskan bahwa moralitas adalah suatu pedoman yang mengatur tentang apa yang benar dan apa yang salah, apa yang baik dan apa yang buruk. Tentunya untuk me-universal-kan suatu pedoman dalam memberikan nilai moralitas yang benar, maka harus ditentukan standart-standart tertentu dalam perkembangannya. Standart tersebut dapat kita sebut sebagai Standart Moral”.  Standart moral memiliki nilai esensial tersendiri dalam menjalankan fungsinya sebagai pedoman moralitas  yaitu berupa sebuah standart moral berkaitan dengan hal yang mempunyai konsekuensi yang serius, melampaui kepentingan pribadi,didasarkan pada penalaran yang baik bukan otoritas, didasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak dan pelanggarannya di asosiakan dengan perasaan bersalah,malu atau dengan kosa kata moral tertentu. Dengan adanya standart moral tersebut kita dapat menentukan apakah suatu tindakan tersebut bermoral atau tidak, sehingga dalam range tertentu kita dapat mempelajari kajian-kajian etika dalam bidang tertentu, seperti dalam bidang bisnis yang dikaji melalui genre Studi Etika Bisnis.



1.1.1 PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis adalah suatu studi yang berkonsentrasi pada nilai moral dan penerapan standar moral dalam kebijakan institusi dan perilaku bisnis. Tentunya dalam penerapan nilai moral dan standart moral ini akan mengatur bagaimana sebuah perusahaan dalam bersikap menjalankan bisnisnya.
Masalah-masalah yang dihadapi dalam penerapan etika bisnis dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:
1.    Permasalahan Sistemik (Sistemic Problem)
Masalah sistemik adalah masalah-masalah yang di hadapai oleh perusahaan yang muncul dari pertanyaan-pertanyaan etis mengenai sistem ekonomi, politik, hukum dan sistem sosial yang lainnya dimana bisnis tersebut beroperasi.
2.    Permasalahan Perusahaan (Internal Corporate Problem)
Masalah perusahaan adalah permasalahan etika bisnis yang muncul dari pertanyaan-pertanyaan dari dalam perusahaan. Permasalahan ini mencakup moralitas aktivitas, kebijaksanaan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3.    Permasalahan Individual (Individual Problem)
Permasalahan individual dalam etika bisnis ini mencakup pertanyaan etis yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan.
Permasalahan-permasalahan tersebut kerap menyebabkan dilema para CEO atau pun manajer tingkat lini dalam perusahaan berskala nasional ataupun perusahan multinasional dalam mengambil tindakan etis untuk menerapkan sikap etis dalam bisnis mereka. Dalam berbagai kondisi dan peran perusahaan tersebut akan selalu terbentur oleh regulasi lokal yang ada, dan pada akhirnya akan diputuskan keputusan yang mungkin tidak etis bagi sebagian pihak dan keputusan yang etis bagi pihak lainnya. 
Tidak terlepas dari aspek perkembangan yang ada, seperti perkembangan  tehnologi. Perkembangan tehnologi juga mempengaruhi nilai moral yang akhirnya berujung pada etika dalam berbinis. Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan yang sangat pesat terjadi pada tingkat tehnologi saat ini, yang menyebabkan siklus hidup suatu bisnis menjadi lebih pendek dan tidak berpinjak pada moral-moral yang ada. Marilah kita ambil contoh tentang perkembangan dalam bidang informasi tehnologi yang tumbuh begitu signifikan pada beberapa dekade belakangan ini. Pada saat sekarang, system informasi dapat dikatakan megalami zaman keemasan dimana orang tidak lagi membutuhkan waktu yang lama untuk mengakses dan berbagi informasi kepada siapapun dan dimanapun. Kebebasan berbagi menyebabkan kecenderungan untuk memanipulasi sesuatu yang bersifat tidak etis menjadi etis, meskipun nilai-nilai didalamnya tidak merubah dasar utamanya. Kita ambil contoh kasus yang terjadi pada Revolusi Napster yang terjadi pada tahun1999, dimana orang dapat mengakses lagu MP3 secara bebas dan gratis sehingga secara signifikan-tercatat- mampu menurunkan penjualan original kaset dipasaran industry music,meskipun tidak menutup kemungkinan hal ini justru menjadi sebagai ajang promosi yang mampu mendongkrak niat beli konsumen. Conoh lain yang dapat diamati adalah tentang kebebasan akses privasi seseoarang yang mungkin dibutuhkan untuk melakukan sesuatu yang bersifat urgent oleh pihak-pihak tertentu. Tapi dalam hal ini kejadian yang bersifat fraud juga kerap terjadi oleh pihak-pihak yang memanfaatkan kebebasan dan kemudahan ini untuk kepentingan yang tidak dibenarkan secara etika.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar